Minggu lalu, MS (Microsoft) mengumumkan keputusan untuk mempekerjakan Mustafa Suleyman, salah satu pendiri startup AI terkenal, Inflection AI. Ada dua hal yang membuat berita ini menarik. Pertama, Mustafa Suleyman adalah pendiri Google DeepMind, yang terkenal dengan 'AlphaGo'. Kedua, Inflection, yang dipimpin oleh Suleyman dengan tujuan menciptakan 'AI yang lebih personal', telah berhasil mendapatkan pendanaan sebesar 1,3 miliar dolar pada Juni tahun lalu, dan MS adalah investor utama saat itu.
Seperti yang diketahui, MS pernah mengumumkan niatnya untuk merekrut Sam Altman, CEO OpenAI, sebagai kepala tim riset AI mereka beberapa jam setelah Altman dikeluarkan dari jabatannya karena penolakan dari manajemen pada November tahun lalu. Beberapa hari kemudian, Altman kembali ke OpenAI dan rencana perekrutan tersebut dibatalkan. Namun, mengingat MS adalah pemegang saham terbesar OpenAI, investasi aktif mereka di Inflection dan pengumuman perekrutan pendirinya setelah 9 bulan menunjukkan sikap agresif MS terhadap para pemimpin industri. Terutama karena MS sedang melakukan investasi dalam penerapan AI pada produk yang berorientasi pada konsumen seperti Windows dan mesin pencari Bing, hal ini menjadi contoh lain yang menegaskan perlunya persaingan dalam perekrutan talenta AI dan pentingnya pengembangan keahlian di bidang tersebut.
Dengan meningkatnya persaingan di antara MS dan perusahaan teknologi raksasa lainnya dalam fokus pada AI, muncul pertanyaan yang wajar. Apakah teknologi AI akan mengambil alih pekerjaan karyawan baru? Baru-baru ini, di antara orang tua, diskusi tentang bidang studi yang paling cocok untuk anak-anak mereka yang akan segera memasuki perguruan tinggi meningkat pesat. Ini mencerminkan kekhawatiran yang meluas tentang dampak AI terhadap pekerjaan di masa depan.
Contoh pekerjaan yang sudah digantikan oleh AI di lingkungan industri adalah chatbot yang merespons pertanyaan dukungan pelanggan dasar, pengembangan bisnis melalui email dingin, dan peran insinyur perangkat lunak junior yang menulis kode dasar atau memperbaiki kesalahan kecil. Mengingat bahwa peran-peran ini secara historis memiliki permintaan tinggi dan merupakan titik awal yang cocok bagi mereka yang memiliki pengalaman minimal, ada kemungkinan besar bahwa peran tingkat pemula ini akan sepenuhnya dilakukan oleh kecerdasan buatan dalam waktu dekat. Dan petunjuk perubahan ini membuat orang tua khawatir tentang masa depan karier anak-anak mereka yang akan segera memasuki dunia kerja dan keahlian apa yang relevan untuk mereka.
Namun, perubahan pasar kerja akibat perkembangan AI bukanlah hal yang semata-mata patut dikhawatirkan. Justru, hal ini berpotensi menawarkan peluang baru bagi para profesional berpengalaman maupun pemula.
Karyawan baru umumnya kurang memahami struktur dan pentingnya keseluruhan pekerjaan, sehingga mereka cenderung mempelajari informasi yang tampak tidak perlu sejak awal. Hal ini dapat menurunkan efisiensi keseluruhan pekerjaan. Di sisi lain, karyawan berpengalaman dapat menyimpulkan informasi yang tidak pasti dan hanya memvalidasi bagian-bagian yang menjadi acuan dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga mereka dapat fokus dan tenggelam dalam pekerjaan inti. Ini berarti bahwa karyawan baru memiliki peluang yang lebih besar untuk memanfaatkan fungsi AI guna mempercepat proses transisi mereka ke peran karyawan berpengalaman.
Karyawan baru dapat memanfaatkan alat AI seperti ChatGPT untuk mempercepat kurva pembelajaran mereka. Dengan mengajukan pertanyaan mendalam tentang hasil proyek di muka dan mensimulasikan seluruh proses proyek, mereka dapat memperoleh wawasan yang biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk diperoleh. Bagi karyawan berpengalaman, AI dapat mengurangi beban kerja rutin dan berulang, sehingga mereka memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada tugas inti yang kompleks dan bernilai. Perubahan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga membantu mengembangkan keahlian di bidang yang tidak dapat digantikan oleh AI.
Di era di mana integrasi AI yang luas sudah di depan mata, bersiap menghadapi lingkungan kerja yang berubah merupakan tantangan sekaligus peluang. Kata kunci yang paling sering muncul dalam pembahasan tentang masa depan pekerjaan yang berkaitan dengan kecerdasan buatan adalah 'penggantian' dan 'inovasi'. Tentu saja, perubahan spesifik di masa depan tidak dapat diprediksi. Namun, dalam hal pilihan individu untuk mengikuti tren tersebut, fokus pada bagaimana AI dapat mempercepat proses pertumbuhan karier yang ada daripada hanya merasakan kecemasan yang tidak berdasar bahwa AI akan menggantikan pekerjaan, tampaknya menjadi pilihan yang lebih baik.
Referensi
Komentar0