Byungchae Ryan Son

Sedang Merekrut, Manusia

  • Bahasa Penulisan: Bahasa Korea
  • Negara Standar: Semua Negaracountry-flag
  • TI

Dibuat: 2024-05-22

Dibuat: 2024-05-22 11:26

Sebuah jenis pasar kerja baru sedang muncul.


Beberapa minggu yang lalu, Payman AI meluncurkan layanan AI yang membayar manusia (AI that Pays Humans), yang saat ini masih dalam tahap pengujian beta tertutup. Layanan ini menjelaskan bahwa pemberi kerja dapat melakukan pembayaran ke akun agen AI Payman dan memberikan akses kepada AI untuk melakukan tugas-tugas di dunia nyata yang hanya dapat dilakukan oleh manusia.

Sedang Merekrut, Manusia


Sebagai contoh, proyek 'Pengumpulan 10 Ulasan untuk Manajemen Pelanggan' menunjukkan bagaimana AI dapat merinci dan menyusun elemen-elemen minimum dari ulasan yang diminta oleh pemberi kerja dan membagikannya di dalam platform. Kemudian, orang-orang yang tertarik dengan permintaan ini akan pergi ke dunia nyata untuk mengumpulkan dan mengirimkan ulasan, dan AI akan menilai kelayakannya sebelum mendistribusikan biaya yang telah dialokasikan ke masing-masing individu.


Cara ini mungkin tampak seperti contoh penerapan AI yang sederhana saat ini. Namun, setidaknya, cara ini patut diperhatikan karena memberikan petunjuk dalam mengatasi hambatan yang paling umum dan sulit diatasi dalam penerapan AI, yaitu 'kepercayaan'.


Kekhawatiran utama tentang penerapan AI adalah kemungkinan AI mempelajari pola data yang salah dan menghasilkan pekerjaan yang bias. Pada bulan Februari lalu, model AI generatif Gemini dari Google menuai kecaman karena menghasilkan gambar wanita Asia dan pria kulit hitam, bukan pria kulit putih, dalam gambar tentara Jerman tahun 1943. Hal ini menyebabkan layanan tersebut dihentikan sementara. Ini merupakan hasil dari penekanan yang berlebihan pada keragaman, yang lebih diutamakan daripada verifikasi fakta sejarah.

Sedang Merekrut, Manusia


Namun, seperti yang ditunjukkan oleh contoh Payman, memasukkan tahap partisipasi dan peninjauan manusia dalam proses tengah permintaan dapat membantu mengidentifikasi kesalahan dan meningkatkan rasa tanggung jawab secara keseluruhan, sehingga meningkatkan kepercayaan terhadap layanan tersebut. Singkatnya, kesimpulan umum dari kasus ini adalah AI mempekerjakan manusia untuk‘menyelesaikan tugas yang berada di luar kemampuan AI’.”



Namun, seiring dengan meluasnya penerapan pendekatan ini, perlu diperhatikan bahwa manusia sebagai pekerja harus terbiasa dengan standar baru yang berbeda dalam menunjukkan kemampuan dan pengalaman mereka.


Pertama, dalam situasi di mana AI berperan sebagai pemberi kerja, sumber kepercayaan bergeser ke akurasi algoritma dan keandalan data. Karena tingkat kepercayaan ditentukan oleh bagaimana AI mengevaluasi dan memilih orang, pekerja manusia yang mengajukan lamaran untuk proyek akan menuntut adanya standar eksternal yang dapat memverifikasi transparansi dan keadilan algoritma yang relevan, serta akurasi dan netralitas data.


Selain itu, dalam pasar kerja konvensional, kepercayaan terbentuk melalui interaksi langsung antarmanusia, di mana ulasan dan surat rekomendasi memengaruhi keputusan perekrutan. Namun, dalam platform perekrutan berbasis AI, hanya sistem reputasi internal yang dapat menjadi sumber kepercayaan. Hal ini menunjukkan bahwa umpan balik atau ulasan yang diberikan pengguna tentang pengguna lain yang terkait melalui kolaborasi dan lain sebagainya akan memainkan peran yang lebih menentukan daripada sebelumnya. Ini berarti bahwa kemungkinan besar situasi di mana pelaku usaha kecil di dunia nyata mengalami kerugian serius akibat 'teror peringkat' di Gojek (Gojek Star Terror) juga akan terjadi di lingkungan kerja.


Untuk pemahaman yang lebih jelas, kita dapat mempertimbangkan masalah Judul Pekerjaan.


Dalam lingkungan kerja, Judul Pekerjaan tidak hanya menunjukkan peran pekerjaan, tetapi juga merupakan simbol penting bagi pelamar untuk menunjukkan nilai dan kemampuan mereka. Khususnya dalam model perekrutan berbasis AI, Judul Pekerjaan dapat digunakan sebagai indikator utama untuk menilai peran pelamar. Sama seperti kita sudah terbiasa dengan proses seleksi dokumen di perusahaan besar di mana kelulusan tahap awal didasarkan pada kriteria keterampilan yang berpusat pada kata kunci.


Konon, beberapa peneliti yang berfokus pada manusia pada pertengahan 1990-an dilaporkan mengerutkan kening pada gelar 'Understander' yang tertera di kartu nama mereka. Mempertimbangkan peran yang jelas yang dibutuhkan oleh berbagai industri seperti peneliti AI dan desainer UX saat ini, kita dapat melihat bahwa definisi Judul Pekerjaan harus didasarkan pada kesadaran diri dan pemahaman yang disepakati tentang kebutuhan pasar dalam menentukan peran apa yang telah dilakukan pelamar di bidang mana.


Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa besar Judul Pekerjaan yang didefinisikan oleh manusia sebagai pelamar di masa depan akan terkait dengan standar pemahaman AI tentang pasar dan industri yang relevan ketika lingkungan kerja berbasis AI tiba. Dan bagaimana berbagai standar penilaian dapat dipopulerkan? Mungkin saat ini adalah saat yang tepat untuk merenungkan lebih dalam tentang apa itu 'kepercayaan' di tengah perubahan pasar kerja.



Referensi


Komentar0