Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.
Wearable, Apakah Anda Benar-Benar Ingin Memakainya?
- Bahasa penulisan: Bahasa Korea
- •
- Negara referensi: Semua negara
- •
- TI
Pilih Bahasa
Teks yang dirangkum oleh AI durumis
- Harga headset realitas campuran Apple 'Vision Pro' mencapai hampir 5 juta won, dan ini masih membuat kita ragu di hadapan pertanyaan yang lebih mendasar yang telah dikonfirmasi dalam produk-produk industri terkait.
- Agar teknologi wearable benar-benar berfungsi dalam sistem kehidupan sehari-hari orang, kita dapat menemukan peluang di masa depan dengan mengevaluasi kembali fungsi wearable pada tingkat yang lebih fundamental.
- Produk wearable harus memberikan makna simbolik yang kuat dan secara sosial dapat diterima, dan kesempatan untuk sukses terletak pada kemampuan teknologi untuk dengan rapi membungkus tubuh dengan dunia simbol yang kita kenakan, bukan menggantikan fungsi tubuh.
Pada bulan Juni lalu, sebuah video yang menampilkan reaksi kecewa para penggemar Apple ketika diumumkan harga headset realitas campuran (MR) 'Vision Pro' menjadi viral. Harga headset ini, yang menyerupai kacamata ski, mencapai hampir 5 juta won, menimbulkan harapan yang sulit dijelaskan mengingat pencapaian teknologi Apple selama ini. Di saat bersamaan, pertanyaan mendasar yang muncul dari produk serupa di industri terkait membuat kita ragu untuk menerimanya.
Apakah aku benar-benar ingin memakainya?
'Wearable' yang kita saksikan saat ini berawal dari imajinasi fiksi ilmiah tentang kemanusiaan di akhir abad ke-20. Ide untuk meningkatkan indera dan kemampuan manusia, yang didorong oleh dua Perang Dunia dan wacana eugenika, berujung pada penggambaran kekuatan dan kecepatan yang ditingkatkan pada pahlawan super dalam budaya populer. Namun, esensi 'wearable' terletak pada hubungan dengan dunia yang dimungkinkan melalui penggunaannya, yaitu motivasinya. Zirah yang berfungsi menjaga suhu tubuh dan mengurangi dampak serangan di medan perang, pakaian sebagai alat untuk meningkatkan kemungkinan perkembangbiakan dan pilihan sosial, peran aksesori dan perhiasan, serta kostum dan pakaian yang dipilih untuk menjadi bagian dari komunitas tertentu, semuanya merupakan fungsi 'wearable' pada tingkat yang lebih fundamental.
Kita harus memperhatikan bahwa kepala adalah bagian tubuh manusia yang membutuhkan desain yang sangat cermat. Foto paspor yang memperlihatkan telinga, foto profil Twitter, berbagai gaya poni wanita, anting-anting, tindikan, kalung, semua ini adalah bukti bahwa kepala dan wajah manusia memiliki nilai simbolis yang luar biasa di dunia nyata. Namun, penglihatan yang tidak tembus pandang saat memakai Vision Pro membuat sulit untuk melihat mata lawan bicara, yang merupakan alat untuk kedekatan dan fokus, dan menghasilkan makna bahwa orang tersebut sedang fokus pada tugas yang dihadapi, sama seperti ketika memakai kaca pembesar.
Oleh karena itu, agar teknologi 'wearable' benar-benar berfungsi dalam sistem kehidupan sehari-hari, kita harus mengakui potensi mereka sebagai pintu gerbang ke sistem nilai simbolis tersebut dan meninjau kembali fungsi 'wearable' pada tingkat yang lebih fundamental untuk menemukan peluang di masa depan.
Teoretikus Italia, Leopoldina Fortunati, berpendapat bahwa telepon seluler telah mencoba menyusup ke dunia fesyen dan aksesori, dan strategi yang paling berhasil adalah apa yang disebut 'transformasi menjadi mesin lembut', yang dihiasi dengan kulit lembut atau stiker dan dapat dimasukkan ke dalam saku celana atau tas tangan. Dengan kata lain, dia menemukan alasan popularitas smartphone dalam kemampuannya untuk dipilih agar tidak mencolok, yang secara efektif dapat diterapkan dalam cara pengguna menata diri mereka sendiri. Jika kita menerapkan ini, kita dapat mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut. Bisakah kita menawarkan cara untuk menampilkan aksesori besar seperti headset Vision Pro dengan gaya? Atau, bisakah kita menyembunyikan headset di dalam tas selempang agar tetap bergaya dan mudah diakses? Ini adalah masalah yang berasal dari dunia fesyen yang mempertimbangkan hubungan sosial daripada sudut pandang desain industri.
Kita juga dapat menemukan petunjuk dari perspektif antropologis yang melihat topeng atau ornamen wajah sebagai peluang untuk transformasi yang disengaja. Krim kamuflase yang digunakan oleh tentara sebelum berlatih, riasan untuk pesta Halloween, semua ini menutupi atau menata ulang wajah untuk memperkuat makna hubungan dan melambangkan bergabungnya dengan komunitas tertentu. Oleh karena itu, peluang untuk 'wearable' kepala terletak pada kemampuannya untuk memanfaatkan jenis transformasi yang tepat pada waktu yang tepat. Ada banyak peluang untuk memperkuat makna dalam hubungan dengan orang lain selama memakai 'wearable', seperti mengungkapkan ekspresi naga saat bermain dengan anak-anak atau membantu seseorang merasakan seperti apa dirinya saat mengenakan pakaian baru, yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari.
Sejauh ini, wacana di industri tampaknya menegaskan bahwa karakteristik digital dari teknologi 'wearable' baru, yang terlihat pada layar perangkat yang dikenakan, pada dasarnya membentuk hubungan baru dengan dunia. Namun, 'wearable' bukanlah kategori baru itu sendiri, tetapi paling tepat didefinisikan sebagai fungsi tambahan dalam norma historis dan budaya yang ada dari pakaian, aksesori, perhiasan, olahraga, dan perangkat medis. Oleh karena itu, produk 'wearable' harus memberikan makna simbolis yang kuat dan dapat diterima secara sosial. Dengan kata lain, peluang keberhasilan terletak pada kemampuan untuk secara mulus mengintegrasikan teknologi ke dunia simbol yang dikenakan tubuh kita, bukan menggantikan fungsi tubuh.
*Artikel ini merupakan salinan asli dariKolom Bernama di Koran Elektronikyang diterbitkan pada tanggal 24 Juli 2023.
Referensi