Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.
Di Balik Kemarahan: Masih Belum Bisa Memaafkan - 2
- Bahasa penulisan: Bahasa Korea
- •
- Negara referensi: Semua negara
- •
- Kehidupan
Pilih Bahasa
Teks yang dirangkum oleh AI durumis
- Penulis menceritakan pengalamannya dimaki oleh pengemudi mobil di belakangnya di tempat parkir rumah sakit, dan mengungkapkan pemikiran pribadinya tentang kemarahan.
- Penulis menyebutkan kemungkinan bahwa kemarahan pengemudi mobil di belakangnya muncul dari rasa frustasi karena situasi yang mendesak, dan menganalisis mengapa ayahnya sendiri membalas dengan makian.
- Penulis mengakhiri tulisannya dengan menekankan bahwa kemarahan selalu menjadi topik yang sulit dipahami.
Melanjutkan dari bagian pertama...
Saat mengantar orang tua saya ke rumah sakit dan hendak membayar parkir, pengemudi di belakang saya menurunkan kaca mobilnya dan menghujani saya dengan makian. Proses pembayaran tidak sulit dan tidak lama. Pengemudi itu ternyata harus segera membawa istrinya ke rumah sakit lain karena istrinya akan melahirkan. Saat itu saya merasa linglung, dan ayah saya yang duduk di kursi belakang menurunkan kaca mobil dan membalas makian pengemudi itu. Dia mengatakan, "Beraninya kamu menghujani anakku yang berharga dengan makian?"
Apakah pengemudi di belakang marah kepada mobil di depannya, atau marah kepada dirinya sendiri karena tidak bisa menangani situasi darurat istrinya? Apakah ayah saya marah kepada pengemudi di belakang, atau sedang menjalankan tugasnya sebagai orang tua yang melindungi anaknya?
Ya, amarah selalu menjadi topik yang sulit untuk saya pahami.