![translation](https://cdn.durumis.com/common/trans.png)
Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.
'Wawancara Ide' untuk Pemimpin
- Bahasa penulisan: Bahasa Korea
- •
-
Negara referensi: Semua negara
- •
- Lainnya
Pilih Bahasa
Teks yang dirangkum oleh AI durumis
- Memikirkan ide sebagai orang dan melakukan wawancara dapat membantu Anda mendapatkan pemahaman yang jelas tentang esensi ide.
- Ide bukan hanya bentuk, tetapi harus memainkan peran esensial dalam menghubungkan merek dan konsumen.
- Melalui wawancara ide, Anda dapat memahami dengan jelas mengapa ide itu ada, apa perannya, apa dasar ide tersebut, dan seterusnya, dan Anda dapat mengevaluasinya berdasarkan data.
"Bagaimana menurutmu ide ini?" Ini adalah salah satu pertanyaan yang biasa aku dengar saat masih menjadi Creative Director, dan juga pertanyaan yang paling sering aku lontarkan sebelum mencapai posisi tersebut. Dan biasanya yang menilai ide ini adalah para kepala divisi atau pengambil keputusan yang duduk di dalam ruangan tersebut.
“Berdasarkan intuisiku…” Dengan jawaban yang agak canggung, seorang C-level di sebuah brand global menjawab pertanyaan yang mengusung tentang bagaimana mereka memilih opsi akhir untuk budget marketing yang mencapai miliaran rupiah.
‘Bentuk ide’ bisa dibuat oleh para staf berdasarkan referensi kampanye brand lain, statistik dari berita online, dan data tentang konsumsi produk. Tapi, seorang leader yang menanyakan tentang kemampuan ide ini untuk mencapai target yang diinginkan setelah investasi dana perusahaan, pasti membutuhkan data nyata yang menunjukkan ‘inti dari ide’ tersebut.
Saat itulah, ‘Wawancara Ide’yang membayangkan ide sebagai manusia, dapat membantu.
“Siapa kamu dan apa peranmu?”
“Apakah kamu mencerminkan posisi brand dan sudut pandang konsumen dengan baik?”
“Apakah realita keduanya akan terhubung lebih dalam melalui kamu?”
“Apa dasar argumenmu?”
“Di mana data yang mengonfirmasi argumenmu?”
Dalam wawancara yang pernah aku lakukan, ide tersebut menjawab seperti ini.
“Orang-orang tidak peduli mengapa aku ada. Mereka hanya peduli dengan pakaian apa yang akan aku kenakan, dan apa yang akan aku lakukan.”